Tuesday, January 26, 2016

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS  MATA KULIAH
Pengelolaan Perpustakaan SD 


                                                                            Oleh:
Kelompok 3

         Fatma Eka Putri                                  (130151613990)
         Muhammad Muhtar Asngari               (130151613978)
         Purwaning Siwi Sayekti                      (130151613992)



                                                        BAB I 
                                              PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perpustakaan merupakan suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan baik menghimpun, meminjam, mengelola, pelayanan berbagai macam informasi, baik media cetak maupun elektronik. Salah satu kegiatan utama di perpustakaan yaitu pengadaan bahan koleksi. Setiap perpustakaan akan berupaya mengembangkan, melengkapi dan memutakhirkan segala jenis bahan pustakanya demi terpenuhnya kebutuhan pemustaka yang menjadi objek atau sasaran utama perpustakaan.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi dalam bentuk buku, mengharuskan perpustakaan untuk selalu menyediakan buku-buku yang terbaru dan berkualitas. Mengadakan koleksi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal dan banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti apa saja koleksi yang menjadi kebutuhan pemustaka akan informasi sehingga pengadaan menjadi efektif atau kesesuaian jenis koleksi dengan visi perpustakaan.
Bahan pustaka yang lengkap, baik serta terbaru akan senantiasa mengundang pemustaka untuk membaca di perpustakaan tersebut, sehingga perpustakaan menjadi pilihan utama untuk mencari informasi. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai pengadaan bahan pustaka, fungsi dan tujuannya serta bagaimana pemilihan bahan pustaka yang baik.


1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa pengertian dari pengadaan bahan pustaka?
1.2.2        Apa saja tujuan pengadaan bahan pustaka?
1.2.3        Apa saja fungsi pengadaan bahan pustaka?
1.2.4        Bagaimana pemilihan bahan pustaka?
1.2.5        Bagaimana metode pengadaan bahan pustaka?

1.3  Tujuan
1.3.1        Menjelaskan pengertian dari pengadaan bahan pustaka.
1.3.2        Menjelaskan tujuan pengadaan bahan pustaka.
1.3.3        Menjelaskan fungsi pengadaan bahan pustaka.
1.3.4        Menjelaskan pemilihan bahan pustaka.
1.3.5        Menjelaskan metode pengadaan bahan pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka. Upaya peningkatan kualitas bahan pustaka dilakukan dengan mengadakan bahan pustaka yang belum dimiliki atau yang terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi, Sebaliknya peningkatan kuantitas bahan pustaka adalah upaya peningkatan jumlah bahan pustaka agar kebutuhan warga sekolah dapat dipenuhi.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian pengadaan bahan pustaka, diantaranya sebagai berikut:
·           Philips (1992: 108) menyatakan bahwa: “Pengadaan bahan pustaka adalah kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi.”
·           Sumantri (2002: 29) menyatakan bahwa: “Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual.”
·           Sulistyo-Basuki (2001:27) menyatakan bahwa: “Pengadan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu kepada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk menggembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokemun yang diperukan untuk memenuhi kebutuhan informasi   serta mencapai sasaran  unit informasi.”
Koleksi perpustakaan merupakan objek utama atau dasar dari pengadaan bahan pustaka di perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang bermutu dapat membangun suatu perpustakaan yang bermutu juga. Perpustakaan harus mengetahui jelas siapa calon pengguna perpustakaan yang diakan dilayani. Oleh karena itu, bagian pengadaan bahan pustaka harus menyediakan informasi yang cocok dengan kebutuhan mereka. Pustakawan juga dituntut untuk memahami koleksi perpustakaan baik secara fisik maupun dari segi kualitasnya sehingga tercipta koleksi perpustakaan yang tepat guna.

2.2    Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka memiliki beberapa tujuan. Perpustakaan Nasional RI (2002: 6) dalam Ati (2013) menyatakan bahwa program pengadaan bahan pustaka bertujuan untuk diantaranya sebagai berikut:
·           Menetapkan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka.
·           Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan.
·           Mengadakan pemeriksaan langsung pada bahan pustaka yang dikembangkan.
·           Menetapkan skala prioritas pada bahan pustaka yang dikembangkan.
·           Mengadakan kerjasama antara perpustakaan pada pengadaan bahan pustaka dan pelayanan setiap unit perpustakaan.
·           Melakukan evaluasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.3    Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka
Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka juga mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi.
Menurut Massofa (2008) dalam Ati (2013), pengadaan bahan pustaka berfungsi diantaranya sebagai berikut:
·           Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah.
·           Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pemakai, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangaan selanjutnya.
·           Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana.
Sedangkan menurut Darmono (2001: 55) dalam Ati (2013) kebijakan pengadaan koleksi berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut:
·           Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.
·           Memberi deskripsi yang sistis tentang strategi pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan.
·           Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan seleksi terjamin, koleksi yang responsive dan seimbang terbentuk dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin.
·           Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi tercapai.
·           Berfungsi sebagai sumber informasi dan paduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.
·           Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi.
·           Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi.
·           Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.
·           Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak.
·           Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi.
·           Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.
·           Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi.

2.4    Pemilihan Bahan Pustaka
            Koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan haruslah koleksi yang memiliki kualitas dan bermanfaat. Maka dari itu, diperlukan pemilihan bahan perpustakaan yang baik. Berikut ini akan dijelaskan mengenai prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka, kriteria pemilihan bahan pustaka, dan alat-alat pemillihan bahan.
2.4.1        Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Untuk menciptakan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka perpustakaan memerlukan adanya prinsip-prinsip  pemilihan bahan pustaka sebagai pengobtimalisasian koleksi perpustakaan yang akan digunakan oleh pengguna perpustakaan.
Darmono (2001: 58) dalam Modul Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa beberapa prinsip dasar dalam pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
·           Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan. Skala prioritas untuk masing-masing perpustakaan pada umumnya berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan karakteristik masyarakat yang dilayani.
·           Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung.

Menurut Yulia (1993: 27) dalam Modul Universitas Sumatera Utara  pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah:
·           Pada perpustakaan sekolah, pihak yang berwenang seleksi adalah kepala sekolah/ wakilnya bila ada, dan guru. Pelajar boleh saja menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan lagi dengan kebutuhan sekolah.
·           Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang seleksi adalah dewan penasihat/ penyantun perpustakaan itu, tokoh masyarakat disekitar perpustakaan umum itu berada.
·           Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang seleksi adalah pimpinan Universitas, pimpinan fakultas dan dosen. Atau mungkin juga sebuah komisi penasihat/ pengawas perpustakaan yang dibentuk khusus dengan salah satu tugasnya adalah memilih atau menyarankan terbitan berseri yang akan dilanggan. Komisi itu bisa saja terdiri dari pustakawan, dosen, pimpinan fakultas, dan lain-lain. Mahasiswa boleh saja menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan perkuliahan.
·           Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang seleksi adalah pimpinan institusi di mana perpustakaan itu bernaung, dan orang-orang yang mengetahui dengan jelas kebutuhan institusi tersebut.
Menurut Bafadal (2005: 36) dalam Modul Universitas Sumatera Utara  menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan baik tidaknya suatu buku adalah isi atau ruang lingkup isinya, sistematika penyajian, kemampuan pengarang, penerbitnya, kelengkapan di dalam buku (misalnya indek, illustrasi, lampiran), kualitas sampul dan kertasnya, edisi atau tahun terbitnya.
2.4.2    Kriteria Pemilihan Bahan Pustaka
Menurut Soewarni (1981: 14-18) dalam menyeleksi bahan pustaka, ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi, dibedakan menjadi kriteria umum dan kriteria khusus.
2.4.2.1  Kriteria umum
1.        Kualitas isi buku:
ü  Apakah buku itu asli atau hanya tiruan
ü  Apakah cara membahasnya menarik
ü  Apakah buku itu mengandung gagasan yang baru
ü  Apakah buku itu bersifat informatik dan memeberi penerapan tentang sesuatu masalah.
ü  Apakah buku itu dapat mengilhami ataukah hanya sekedar untuk hiburan saja
ü  Apakah fakta-fakta yang dikemukakan cukup teliti dan up to date
ü  Untuk golongan intelek yang menekankan buku itu golongan terbelakang, golongan sedang atau golongan iq tinggi
ü  Apakah isinya, kalau novel, cukup realistis apakah fantastis dan educative
ü  Apakah buku itu mengandubg unsur humor
ü  Apakah buku itu mengemukakan nilai kemanusiaan yang wajar.
2.        Cara pengolahan bahan-bahan:
ü  Apakah pengelolaan singkat tetapi teratur dan berisi?
ü  Apakah cara menjelaskan sesuatu terlalu berbelit-belit dan menjemukan
ü  Apakah isinya terlalu teknis atau terlalu ilmiah
ü  Apakah rakyat biasa dapat menanggapi isi buku itu karena cara mengolahnya popular.
ü  Apakah buku itu menanamkan prasangka yang merisak.
ü  Apakah buku itu disengaja untuk propaganda
ü  Apakah buku itu mengajak berpikiran
ü  Apakah buku itu mendorong manusia hidup rukun
ü  Apakah buku itu mengemukakan nbilai-nilai moral yang baik.
ü  Apakah buku itu memperluas pandangan pembacanya
3.        Apakah buku itu cocok bagi golongan umur yang dimaksud
ü  Apakah buku itu mempunyai ilustrasi yang baik.
ü  Apakah bahannya jelas atau kabur
4.        Kemungkinan-kemungkinan pemakaian buku:
ü  Apakah buku itu dapat dipakai oleh tamatan SD, SMP, SMA
ü  Apakah buku itu memberi informasi, memperkaya pengetahian kultural atau hanya sekedar untuk hiburan
ü  Apakah buku itru cocok untuk kedua-duanya
ü  Apakah buku itu cocok untuk anak-anak di kota atau anak-anak di desa.

2.4.2.2  Kriteria khusus
Yang termasuk kriteria khusus diantaranya adalah :
1.         Kriteria pemilihan/penilaian buku-buku nonfiksi
a.        Kualitas isi buku
ü   Isi tidak bertentangan dengan pancasiala, UUD 1945 dan GBHN
ü  Ada kesesuaian dengan kurikulum, maka tinggi kesesuaian makin baik
ü  Cukup menarikm pembaca
ü  Cukup dapat membimbing kea rah pengertian dan kegembiraan pada ilmiah pengetahuan
ü  Sebab akibat cukup jelas disajikan
ü  Masalah yang disajikan hendaknya ada dan erat hubungannya dengan kenyataan hidup sehari-hari
b.        Ketepatan dan keaslian
ü  Kwalifikasi penulisan pelu dipertimbangkan
ü  Perlu dipertimbangkan bidang keahlian penulis dengan subyek buku yang ditulis
ü  Data- data yang dipergunakan hendaknya tepat, dan cukup up to date.
c.         Gaya
ü  Materi atau informasi yang disajiakn hendaknya seuai dengab tibkat pengetahuan dan latar belakang social budaya anak dan masyarakat sekitar sekolah
ü  Informasi di sajikan dengan jelas dan langsung
ü  Penggunaan bahasa terang, tepat dan menarik
d.        Organisasi
ü  Pengaturan bab, sub-sub, alinea dan kutipan hendaknya menurut ketentuan yang lazim digunakan dalam penulisan karya ilmiah
ü  Fasilotas alat bantu referensi seperti indeks, biblioapendix perlu dipertimbangkan
e.         Format dan ilustrasi
ü  Ukiran hendaknya sesuai dengan isi dan peruntukan pembacanya
ü  Secara keseluruhan format hen daknya menjelaskan dan mempunyai daya tarik
ü  Ilustrasi hendaknya cukup menjelsakan dan memperluas teks
ü  Penggunaan/ pemilihan jenis media/ilustrasi hendaknya
ü  Ilustrasu hendaknya disertai dengan keterangan singkat atau caption atau label

2.        Kriteria pemilihan/ penilaian buku-buku fiksi
a.        Kualitas isi buku
ü  Tidak bertentangan dengan pancasila, UUD 1945 dan GBHN
ü  Mempu membangkitkan, mebina dan mengambangkan sifat0sifat yang baik sesuai dengan filsafat hidup bangsa dan Negara Indonesia yakni pancasila
ü  Sesuai dengan kurikulum sekolah
ü  Sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dari segi jenis kelamin, umur , tingkat kesukaran materi dan bahan
ü  Dapat membentu mengembangkan minat/ hobbi dan bakat

b.        Alur cerita
Hendaknya tertur, saling ada kaitan antara pelaku tubuh dan berkembang secara wajar dan logis, sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan dimana cerita dituturkan
c.         Bahasa
ü  Susunan kalimat baik dan bervariasi
ü  Pemakaian kata betul dan baik, serta pemilihan kata hendaknya te[at
ü  Ejakan yang di sempurnakan
ü  Ungkapan-ungkapan menggunakan bahasa yang baik dan tepat
ü  Sesuai dengan kemampuan penguasaan bahasa anak-anak
d.        Penyajian dan teknik penulisan
ü  Penturan gagasan jelas
ü  Kesatuan paragraph terpelihara
ü  Transisi antar kata dan kalimat lancer dan wajar
e.         Fisik buku/ format
ü  Bentuk (ukuran) sesuai dengan isi teks
ü  Kertas minimal tidak tembus pandang, tulisan tidak membaur dan tidak mudah mengisap uap air dari udara
ü  Penjilitan kuat, tidak menyulitkan watu pembaca membuka halaman-halaman. Buku tebal (lebih dari 200 halaman) sebaiknya penjilitannya dengan system jahit benang (perfec bending)
ü  Ilustrasi harmonis dengan isi cerita


2.4.3    Alat-alat Pemilihan
            Seorang guru perpustakaan atau suatu tim pemilihan bahan-bahan pustaka rasanya tidak akan mampu menguasai seluruh penerbit pustaka dari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang berkembang demikian pesat. Untuk itu perlu alat-alat bantu agar pemilihan bahan-bahan pustaka dapat dikerjakan sebaik-baiknya.
Menurut modul Universitas Sumatera Utara secara umum alat-alat pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1.        Alat Bantu Seleksi Bahan Buku
a.        Katalog penerbit dari berbagai penerbit baik dalam negri maupun luar negri.
Katalog penerbit adalah daftar buku-buku terbaru yang diterbitkan oleh penerbit baik dalam maupun luar negri. Informasi yang terkandung di dalamnya adalah: (1) judul, (2) pengarang, (3) tahun terbit, (4) jumlah halaman, (5) harga buku, (6) anotasi atauu deskripsi cakupan isi buku.
b.        Tinjauan buku yang dimuat dalam majalah ilmiah
Tinjauan buku merupakan alat seleksi dan evaluasi yang sangat baik karena ditulis oleh orang-orang ternama.  Dalam melakukan seleksi berarti pustakawan menentukan apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan pemakai, sedangkan evaluasi adalah pertimbangan nilai intrinsik bahan pustakanya.
c.         Daftar buku IKAPI
Daftar buku ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai penerbit serta meliputi berbagai bidang pengetahuan. Daftar ini merupakan catalog berbagai penerbit Indonesia (IKAPI) dan diterbitkan oleh IKAPI dalam berkalam tahunan yang sifatnya merupakan alat verifikasi harga buku.
d.        Bibliografi Nasional Indonesia
Bibliografi merupakan buku acuan yang berisi daftar buku dan atau bahan pustaka lainnya, yang disususun secara sistematis (pengelompokan menurut golongan ilmu pengetahuan atau secara alfabetis, dan lain-lainnya.
2.        Alat Bantu Seleksi Terbitan Berseri (Serial)
Alat Bantu pemilihan terbitan berseri antara lain:
a.         Katalog penerbit, baik dalam negri maupun luar negri.
b.        Bibliografi nasional maupun internasional untuk majalah/jurnal.
Misalnya: -      Ulrich’s international periodical directory
-            Irregular serials and annuals : an annual directory. Contoh:
ensiklopedi.
c.         Daftar majalah yang dilanggan oleh perpustakaan lain.
d.        Tinjauan dan resensi majalah
e.         Iklan dalam harian maupun majalah.

2.5        Metode Pengadaan Bahan Pustaka
Menurut Subiyanti (2014), ada beberapa metode atau cara untuk memperoleh bahan pustaka yaitu sebagai berikut:
1.        Pembelian
Untuk Pengadaan bahan pustaka dengan cara pembelian adalah cara yang paling ideal dalam pembinaan koleksi, sebab ada kebebasan untuk menentukan pilihan bahan pustaka yang dikehendaki. Pengadaan bahan pustaka hendaknya berorientasi kepada pengguna sehingga sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan.
Untuk dapat melaksanakan pembelian bahan pustaka, perpustakaan membutuhkan anggaran yang memadai dan teratur sehingga pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan tepat dan baik. Namun dengan keterbatasan dana yang merupakan kendala dan penghambat kelancaran pengadaan bahan pustaka dengan cara pembelian. Hal inilah yang menyebabkan pustakwan dan pihak yang berwenang dalam pemilihan bahan pustaka harus selektif dalam memilih bahan pustaka agar tidak terjadi kekecewaan.
Pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan jalan:
a.        Membeli langsung ke toko buku
Tidak semua perpustakaan dekat dengan penerbit sehingga apabila membeli langsung kepada penerbit akan memakan biaya banyak untuk ongkos perjalananya. Apabila hal yang demikian terjadi sebaiknya pustakawan membeli buku yang dekat dengan perpustakaannya
b.        Memesan melalui toko buku
Sering kali terjadi seorang pustakawan ingin membeli bahan pustaka ke penerbit, tetapi bahan pustaka yang akan dibeli sudah habis. Apabila hal yang demikian ini terjadi maka pustakawan bisa memesan bahan pustaka tersebut. Pemesanan ini bisa ke toko buku atau penyalur. Atau juga bisa langsung kepada penerbit.
c.         Memesan langsung kepada penerbit
d.        Mengimpor buku dari luar negeri
Pembelian dan pemesanan bahan pustaka sangat diperlukan dalam pengadaan bahan pustaka, karena petugas dapat memilih bahan pustaka yang dibutuhkan bagi para penggunanya sesuai dengan anggaran yang tersedia. Adapun langkah-langkah pembelian bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1)        Memeriksa dan melengkapi data bibliografi pustaka yang diusulkan.
2)        Mencocokkan usul dengan pustaka yang dimiliki melalui  katalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan.
3)        Menerima atau menolak usulan.
4)        Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan.
5)        Mengirim daftar pesanan.
6)        Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan.
7)        Membayar pesanan atau langganan.
8)        Menyusun laporan penelitian pelangganan.
2.        Sumbangan atau Hadiah
Selain dengan cara pembelian, pengadaan bahan pustaka dapat diperoleh dengan menerima hadiah sebagai penambahan koleksinya terutama  bagi perpustakaan yang dananya terbatas. Pada umumnya perpustakaan menerima hadiah dari berbagai instansi sebagai penambahan koleksinya. Hadiah buku yang diterima tanpa diminta sering tidak cocok tengan tujuan perpustakaan penerima.
Menurut Yulia (1993: 59) mengatakan bahwa cara-cara permintaan dan pemberian hadiah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.        Hadiah atas permintaan
1)        Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbangannya. Alamat dapat dicari pada directori, bulletin, laporan lembaga dan seterusnya.
2)        Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan kepada pihak lain (lembaga ilmiah, lembaga pemerintah, perorangan Universitas Sumatera Utara dan seterusnya) di dalam maupun di luar negeri. Alamat dapat dicari pada directori, bulletin, laporan lembaga dan sebagainya.
3)        Daftar permohonan dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai surat pengantar.
4)        Apabila pihak donor telah mengirimkannnya, petugas memeriksa kiriman tersebut dan dicocokkan dengan surat pengantarnya dan mengirimkan ucapan terimakasih.
5)        Selanjutnya bahan diproses seperti biasa yaitu diinventarisasi dan seterusnya.
b.        Hadiah tidak atas permintaan
1)        Bahan pustaka yang diterima dicocokkan dengan surat pengantar
2)        Perpustakaan menulis surat ucapan terima kasih.
3)        Bahan pustaka yang diterima ditelusuri apakah subjeknya sesuai dengan tujuan perpustakaan, dan apakah tidak duplikat. Jika pustaka telah benar-benar telah sesuai, dapat segera diproses.
4)        Jika bahan pustaka tidak sesuai, disisihkan bahan pertukaran atau dihadiahkan pada orang lain
3.        Tukar Menukar
Tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi, atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak, sehingga dapat dilakukan  tukar menukar bahan pustaka dengan perpustakaan yang mau diajak bekerjasama dalam kegiatan tukar menukar bahan pustaka.
Tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)        Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan.
2)        Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratan, misalnya biaya pengiriman, dan pengembalian.
3)        Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan.
4)        Mencatat alamat pemesan.
5)        Menyampaikan bahan perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesanya.
Tujuan diadakan tukar menukar yaitu :
·         Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku atau tidaktersedia karna alasan lain. Sebagai contoh terutama buku-buku terbitan pemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan dikirim ke perpustakaan melalui pertukaran.
·         Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.
·         Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan antar informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.
4.        Titipan
Titipan adalah bahan pustaka yang diperoleh dari individu atau lembaga yang menitipkannya. Dalam melaksanakan pengadaan bahan pustaka yang dilakukan melalui titipan terdapat kesepakatan antara perpustakaan dengan pihak yang menitipkan bahan  pustaka. Biasanya jangka waktu penitipan bahan pustaka juga perlu diperhatikan karena dapat merugikan dari segi ekonomi, misalnya jangka waktu penitipan bahan pustaka adalah 5 tahun. dan biasanya bahan pustaka titipan memerlukan tempat pelayanan khusus. Oleh sebab itu pihak perpustakaan harus berhati-hati dalam menerimanya terutama persyaratan yang diajukan oleh penitip.
Perpustakaan juga harus jeli dalam menerima titipan tersebut apakah koleksi yang dititip dapat dikategorikan koleksi yang sesuai dan dapat bermanfaat bagi pengguna dan perpustakaan.
5.        Terbitan Sendiri
Pengadaan bahan pustaka dengan penerbitan sendiri adalah salah satu kegiatan perpustakaan yang diharapkan dapat membantu pengembangan koleksi perpustakaan. Penerbitan koleksi ini diterbitkan oleh lembaga yang bersangkutan atau unit-unit yang dilingkupinya. Tugas pustkawan sama halnya dengan sepeti pengadaan bahan pustaka melalui hadiah, yaitu perpustakaan harus objektif dalam seleksi koleksi perpustakaan khususnya melalui terbitan sendiri. Jenis koleksi ini biasanya tersimpan di pusat deposit, yaitu tempat yang menampung atau menyimpan hasil karya manusia. Melalui pusat deposit, perpustakaan
memungkinkan untuk mendapat tambahan bahan pustaka yang bersifat grey literature. Misalnya; skripsi, tesis, disertasi, makalah, seminar, konferensi, laporan penelitian dan pengabdian pada masyarakat


6.        Wakaf
Pengadaan ini biasanya dilakukan oleh perpustakaan pondok pesantren, maupun perpustakaan perguruan tinggi yang basicnya adalah agama, model-nya adalah apabila pemimpin atau kyai memiliki buku koleksi pribadinya banyak maka alternatif yang dilakukan agar buku koleksi pribadinya tidak menumpuk di ruang kerja/rumah yakni dengan mewakafkan koleksi bukunya kepada perpustakaan-perpustakaan.
Banyaknya buku-buku agama (bahkan sudah tidak terbit lagi ) yang dimiliki oleh para pendukung pesantren dan para ulama akan memiliki nilai kemanfaatan yang tinggi apabila diwakafkan kepada perpustakaan, di perpustakaan buku itu akan banyak dibaca orang dan pemiliknya masih bisa meminjam buku tersebut. (Depag : 2003: 18) dalam Subiyanti (2014).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengadaan bahan pustaka adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka juga memiliki fungsi dan tujuan yang jelas.  Pemilihan bahan pustaka menyangkut prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka, kriteria pemilihan bahan pustaka, serta alat-alat pemilihan bahan pustaka. Ada beberapa metode atau cara untuk memperoleh bahan pustaka yaitu dengan pembelian, sumbangan atau hadiah, tukar menukar, titipan, terbitan sendiri dan juga wakaf.


DAFTAR RUJUKAN

Anonim. (Tanpa tahun). Modul Universitas Sumatra Utara, (Online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19710/3/Chapter%20II.pdf), diakses 4 september 2015

Ati, Asmi. 2013. Pengadaan Bahan Pustaka, (Online), (http://asmi-ati.blogspot.co.id/2013/11/pengadaan-bahan-pustaka_2.html), diakses tanggal 4 September 2015.

Soewarni, Lily.1981. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan. Jakarta: PT Palagan Jakarta.

Subiyanti, Lilin. 2014. Metode Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan, (Online), (http://27lilin.blogspot.co.id/2014/02/metode-pengadaan-bahan-pustaka-di.html), diakses tanggal 4 September 2015.



 

No comments:

Post a Comment