1.1
Latar Belakang
Guru atau pendidik yang baik adalah mereka
yang berhasil membawa peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dan memperoleh hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku
dalam suatu pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran, tentunya
dibutuhkan seorang guru profesional yang betul-betul memahami tentang bagaimana
melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta memiliki ketrampilan (skill) dasar
mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai seorang pendidik atau guru.
Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh dari pelatihan serta
pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat diperoleh antara
lain dengan mengikuti pengajaran micro (micro teaching).
Pengajaran micro
memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik (guru) agar memiliki
beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat mendalami makna dan
strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran. Tenaga pendidik
(guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pengajaran mikro sangat
dibutuhkan oleh seorang calon tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan
harapan agar para calon pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman
sesama calon pendidik, untuk saling memberikan koreksi dan masukan mengenai
penguasaan keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian pengajaran mikro?
1.2.2
Apa latar belakang pengajaran
mikro?
1.2.3
Apa tujuan pengajaran mikro?
1.2.4
Apa manfaat pengajan mikro?
1.2.5
Bagaimana
pelaksanaan pengajaran mikro ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Memaparkan pengertian pengajaran
mikro
1.3.2
Memaparkan latar belakang
pengajaran mikro
1.3.3
Memaparkan tujuan pengajaran mikro
1.3.4
Memaparkan manfaat pengajaran
mikro
1.3.5
Menjelaskan
pelaksanaan pengajaran mikro
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Pengajaran Mikro
Pembelajaran
merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan beberapa unsur atau
komponen secara terpadu untuk mencapai tujuan. Ketrampilan
seorang guru selain menguasai materi juga harus menguasai ketrampilan sebagai
berikut :
a. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
b. Ketrampilan menghadapi siswa
c. Ketrampilan menggunakan metode dan media secara tepat
d. Ketrampilan mengelola lingkungan pembelajaran
e. Ketrampilan menjelaskan pembelajaran
f. Ketrampilan bertanya
g. Ketrampilan memberikan penguatan
h. Ketrampilan menggunakan variasi
Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan model praktik pengajaran
tradisional. Melalui Pengajaran Mikro (Micro Teaching), keterampilan mengajar
yang potensial dapat diorganisasikan dalam satu penampilan yang utuh. Praktikan
akan lebih siap dan terampil untuk mengantisipasi perilaku mengajar yang
sebenarnya di kelas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) memberikan pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar
di kelas.
2.2 Pengertian Pengajaran Mikro
Beberapa
pengertian yang berkaitan dengan pengajaran mikro (microteaching) sebagai
berikut:
a.
Pengajaran mikro dirumuskan sebagai
pengajaran dalam skala kecil atau mikro yang dirancang untuk mengembangkan
ketrampilan baru dan memperbaiki ketrampilan yang lama (Mc. Knight dalam
Hasibuan & Moedjiono, 2012)
b.
Pengajaran mikro adalah metode latihan
penampilan yang dirancang secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian
komponen dan proses mengajar, sehingga guru atau calon guru dapat menguasai
setiap komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan (Mc.
Laughlin &Moulton dalam Hasibuan & Moedjiono, 2012)
c.
Microteaching is effective method of
learning to teach. Oleh sebab itu microteaching sama dengan teaching to teach
dan atau learning to teach (Departement of Education England dalam Hasibuan
& Moedjiono, 2012)
Dari
pengertian pengajaran mikro dapat dilihat ciri-ciri penting dalam pengajaran
mikro. Ciri-ciri tersebut adalah :
a.
“Mikro” dalam pengajaran mikro berarti
dalam skala kecil. Skala kecil dapat berkaitan dengan ruang lingkup materi
pelajaran, waktu, siswanya dan ketrampilannya.
Perbedaan pengajaran
mikro dengan pengajaran makro dapat kita lihat dalam contoh tabel berikut.
Hal
yang Dibandingkan
|
Pengajaran
Makro
|
Pengajaran
Mikro
|
Murid
|
30-40
orang
|
5-10
orang
|
Waktu
|
30-45
menit
|
10-15
menit
|
Bahan
Pelajaran
|
Luas
|
Sempit/terbatas
pada aspek yang sederhana
|
Fokus
|
Ketrampilan
yang terintegrasi dengan bahan pelajaran
|
Ketrampilan
dasar mengajara dan bukan pada bahan pelajaran
|
Umpan
Balik
|
-
|
VTR,
ATR
Lembaran
Observasi
|
b.
“Mikro” dalam pengajaran mikro dapat
disamakan dengan pengertian mikro pada mikroskop. Maknanya adalah bahwa
sebagian kecil ketrampilan mengajar yang kompleks akan dipelajari lebih
mendalam dan teliti.
c.
Pengajaran mikro adalah pengajaran yang
sebenarnya. Calon guru harus membuat persiapan mengajar, melaksanakan
pengajaran berdasarkan rencana yang telah dibuat, mengelola kelas dan sebagainya.
d.
Pengajaran mikro juga berarti belajar
yang sesungguhnya. Ditinjau dari calon guru, dia belajar bagaimana mengajar,
sedangkan dari siswanya akan memperoleh atau belajar sesuatu, sesuai dengan
tujuan pengajaran yang dirumuskan oleh calon guru.
e.
Pengajaran mikro bukanlah simulasi.
Dalam situasi mengajar teman sejawat (peer teaching), calon guru tidak boleh
memperlakukan temannya sebagai siswa-siswa SMA atau SMP. Bila temannya
diperlakukan sebagai siswa-siswa SMP atau SMA, maka segala tingkah lakunya akan
menjadi dibuat-dibuat dan pengajaran mikro menjadi tidak bersifat
mengajar/belajar yang sebenarnya.
f.
Untuk mendapatkan hasil rekaman yang
akurat, pengajaran mikro harus dilengkapi dengan alat-alat perekam video maupun
audio. Rekaman ini penting untuk dipelajari kembali oleh calon guru.
2.3 Tujuan Pengajaran
Mikro
Menurut Dwight Allen
dalam Hasibuan & Moedjiono (2012), tujuan pembelajaran mikro adalah:
a.
Bagi mahasiswa calon guru
1)
Memberi pengalaman mengajar yang nyata
dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
2)
Calon guru dapat mengembangkan
keterampilan dasar mengajar sebelum terjun ke kelas yang sebenarnya.
3)
Memberikan kemungkinan bagi calon guru
untuk mendapatkan berbagai macam keterampilan dasar mengajar lain serta
memahami kapan dan bagaiman keterampilan itu diterapkan.
b.
Bagi Guru
1)
Memberikan penyagaran dalam program
pendidikan.
2)
Guru mendapatkan pengalaman mengajar
yang bersifat individual demi perkembangan profesinnya
3)
Mengembangkan sikap terbuka bagi guru
terhadap pembaharuan yang berlangsung di pranatan pendidikan
2.4 Manfaat Pengajaran Mikro
Manfaat micro teaching sebagai sumber belajar pengajaran
mikro bertujuan membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar
dan pembelajaran. Habibah (2013) menguraikan beberapa manfaat pengajaran mikro
bagi calon tenaga pendidik bahwa metode ini akan memberi pengalaman mengajar
yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
Selain itu dapat digunakan untuk sarana mengembangkan keterampilan dasar
mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.
Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam
program pembelajaran. sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan
memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar atau sikap
yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga
memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktek
pendidikan di sekolah. Sementara itu pengajaran mikro
dilakukan di program kepedidikan sebagai wadah latihan calon guru memiliki
beberapa manfaat.
Menurut
Asril (2010: 53) dalam Sparina (2012) manfaat pengajaran mikro sebagai berikut:
a.
Mengembangkan dan membina keterampilan
tertentu calon guru dalam mengajar.
b.
Keterampilan mengajar terkontrol dan
dapat dilatihkan.
c.
Perbaikan atau penyempunaan secara cepat
dapat segera dicermati.
d.
Latihan penguasaan keterampilan
mengajar lebih baik.
e.
Saat
latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif.
f.
Menuntut
dikembangkan pola observasi yang sistematis dan objektif.
g.
Mempertinggi
efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang
relatif singkat.
Sedangkan Brown dan Amstrong (1975)
dalam Sparina (2012), mencatat hasil Riset tentang manfaat pengajaran mikro
(micro teaching) sebagai berikut:
a.
Korelasi
antara pengajaran mikro ( micro teaching ) dan praktik keguruan sangat tinggi.
Artinya : calon guru/ dosen yang berpenampilan baik dalam pengajaran mikro
(micro teaching ), akan baik pula dalam praktik mengajar di kelas.
b.
Praktikan
yang lebih dulu menempuh program pengajaran mikro (micro teaching ) ternyata
lebih baik/ lebih terampil dibandingkan praktikan yang tidak mengikuti pengajaran
mikro ( micro teaching).
c.
Praktikan
yang menempuh pengajaran mikro (micro teaching ) menunjukkan prestasi mengajar
yang lebih tinggi.
d.
Bagi
praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran, pengajaran
mikro (micro teaching ) kurang bermanfaat.
e.
Setelah
mengikuti pengajaran mikro ( micro teaching), praktikan dapat menciptakan
interaksi dengan siswa secara lebih baik.
f.
Penyajian
model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan sehingga lebih
signifikan dengan keterampilan mengajar.
2.5 Pelaksanaan Pembelajaran Mikro
Pelaksanaan
pengajaran mikro bertujuan membekali calon guru sejumlah ketrampilan dasar
mengajar. Pada akhirnya diharapkan mereka telah siap dalam praktek mengajar
didepan kelas. Pada dasarnya ada tiga tahap yang dapat ditempuh dalam membekali
ketrampiln mengajar, yakni :
a.
Tahap kognitif
Calon
guru harus mempunyai pet kognitif terlebih dahulu mengenai ketrampilan dasar
mengajar yang spesifik. Dia harus menganalisa apa itu ketrampilan yang
spesifik, mengpa diperlukan, dan bagaimana melatihkan. Calon guru perlu
mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam pembentukan peta kognitif tadi. Mereka
perlu dibantu membentuk konsep yang berkaitan dengan isi ketrampilan, bagaimana
elemen-elemen ketrampilan berkaitan satu dengan yang lain, dan bagaimana
pengetahuan serta pengalaman yang telah diperolehnya dapat ditransfer secara
positif kepada situasi mengajar yang nyata.
b.
Tahap latihan
“Latihan
membuat menjadi lebih baik”. Ketrampilan dasar mengajar tidak dapat dipahami
tanpa adanya usaha latihan yang lebih baik.
c.
Tahap balikan
Balikan
memungkinkan dapat diketahuinya ketrampilan mana yang sudah efektif dan mana yang masih perlu diadakan perbaikan.
Mapasso
dan La Solo dalam Hasibuan & Moedjiono (2012) menguraikan langkah pelaksanaan pengajaran
mikro sebagai tertera dalam bagan berikut :
1)
Tahap pertama
Mula-mula
calon guru dikirim ke sekolah-sekolah latihan untuk mengobservasi proses
/interaksi belajar mengajar . Hasil observasinya dibawa ke kampus untuk
didiskusikan . setelah itu, para calon guru diperkenalkan dengan segala sesuatu
yang berhubungan dengan microteaching, misalnya :
a.
Apa itu microteaching
b.
Apa maksud dan tujuan microteaching
c.
Unsur-unsur atau ketrampilan
mengajar apa yang perlu dilatihkan dalam microteaching secara terisolasi, dan
lain-lain aspek dari microteaching
2)
Tahap
kedua
Setelah calon guru mendapat pengantar
tentanag mikrotecahing, mereka ditugasi untuk mempelajari berbagai komponen
ketrampilan mengajaryang telah diisolasikan lewat model-model yang telah
tersedia berupa paket-paket (di perpustakaan, di Pusat Sumber Belajar, ataupun
di Lembaga Pengelola Praktek Pengalaman/ Unit Program Pengalaman Lapangann cq.
Unit Microteacing). Paket-paket tersebut dapat berupa transkip, tapeskrip,
video tramskirp, atau gabungan ketiga-tiganya. Calon guru dapat mempelajarinya
sendiri (individualized learning), tidak perlu diikat dengan batasan waktu yang
ketat.
3)
Tahap
ketiga
Tugas calon guru atau trainee ialah
merencanakan atau membuat persiapan tertulis microteaching dalam berbagai bentuk
keterampilan yang diisolasikan.
·
Keterampilan
variasi stimulus
·
Keterampilan
dalam sasat membuka dan menutup pelajaran
·
Keterampilan
dalam bertanya
·
Dan
lain lain
Tugas
tersebut dapat dilaksanakan secara perorangan atau secara kelompok.
4)
Tahap
keempat
Pada tahap ini kelas dibagi menjadi
kelompok-kelompok yang beranggotakan 7-8 orang. Masing-masing kelompok
melaksanakan microteaching dalam bentuk peer teaching, yaitu melaksanakan
microteaching apa yang telah dipersiapkan secara tertulis pada tahap ketiga. Para
anggota kelompok digilir untuk berperanan sebagai:
·
Murid, sebanyak 5 orang
·
Guru, 1 orang
·
Observer, 2 orang
Guru pembimbing
hanya mengontrol apakah semuanya sudah berjalan dengan semestinya. Pada saat
praktek microteaching, selain observasi oleh guru atau dosen pembimbing dengan memakai
panduan observasi, dapat pula diadakan dengan ATR atau VTR.
5)
Tahap kelima
Dalam
tahap ini, diadakan diskusi dengan pembimbing terhadap calon guru. Apabila
diadakan perekaman (ATR/VTR), terlebih dahulu dilakukan pemutaran kembali
rekaman, sehingga calon guru dapat mengobservasi dirinya sendiri.
Sesudah itu, calon guru dipersilakan
mengemukakan pendapatnya terhadap latihannya sendiri. Dan dengan
pertanyaan-pertanyaan dari supervisor serta pendapat dari teman-temannya yang
ikut bertindak sebagai observer, dilakukan diskusi untuk menganalisa latihan
tadi. Dari diskusi disimpulkan hal-hal yang memuaskan dan yang belum memuaskan.
Ini merupakan balikan penting untuk segera diperbaiki dalam praktek ulang
(reteach).
6)
Tahap keenam, ketujuh, dan kedelapan
Tahap-tahapnya
menyerupai tahap-tahap ketiga, keempat dan kelima (perencanaan kembali, praktek
ulang dan rekaman/observasi, serta diskusi). Tahap-tahap ini dilakukan apabila
dianggap ada hal-hal yang harus segera diperbaiki. Ada kemungkinan pula
tahap-tahap ini ditangguhkan pada kesempatan lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengajaran mikro
merupakan pengajaran dalam skala kecil atau mikro yang dirancang untuk
mengembangkan ketrampilan baru dan memperbaiki ketrampilan yang lama. Tujuan
pengajaran mikro bagi mahasiswa adalah memberi pengalaman mengajar yang nyata
dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara terpisah sedangkan bagi
guru adalah guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual demi
perkembangan profesinnya. Manfaat pengajaran mikro diantaranya adalah
mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar dan mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah
dalam waktu praktik mengajar yang relatif singkat.
DAFTAR
RUJUKAN
Hasibuan
& Moedjiono. 2012. Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Anonim.
2012. Hakekat Pembelajaran Micro Teaching,
(Online), (https://tanggem.wordpress.com/2012/04/04/hakekat-pembelajaran-micro-teaching/),
diakses 28 Januari 2016.
Habibah,
Syafa. 2013. Fungsi dan Manfaat Micro
Teaching, (Online), (http://syafahabibah-myblog.blogspot.co.id/2013/06/fungsi-dan-manfaat-micro-teaching.html?m=1),
diakses 29 Januari 2016.
Sparina,
Citra. 2012. Pengajaran
Mikro (Micro Teaching), (Online),
(http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/03/pengajaran-mikro-micro-teacihng.html?m=1)
, diakses 29 Januari 2016.
No comments:
Post a Comment