Dewasa ini,
fenomena-fenomena kenakalan remaja semakin marak terjadi dalam masyarakat.
Sebagian besar dari mereka merupakan pelajar yang masih duduk dibangku SMA, SMP
bahkan SD. Tentunya hal ini mencoreng nama baik dunia pendidikan kita. Siapa
yang patut disalahkan, apakah siswa, guru, kepala sekolah, dinas pendidikan
atau malah menteri pendidikannya? Tidak
ada yang tahu pasti siapa yang layak disalahkan, namun yang jelas kualitas
sistem pendidikan kita terus mengalami penurunan.
Tawuran
antar pelajar, perkelahian, munculnya geng-geng kekerasan, pelecehan seksual
dan narkoba menjadi beberapa contoh kenakalan remaja yang sedang marak terjadi
di negara kita ini. Khusus untuk tawuran pelajar, ini merupakan permasalahan
yang kompleks karena melibatkan siswa antar sekolahan. Jadi perlu adanya
komunikasi yang baik antara dua sekolah yang terlibat agar dapat mendamaikan
para pelajar dan tidak menjadi berkepanjangan. Umumnya tawuran pelajar hanya
disebabkan oleh permasalahan sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.
Di
era globalisasi ini, generasi muda sangat mudah
terpengaruh budaya dari luar negeri. Sebagian besar dari mereka tidak
dapat memilih atau menyaring mana yang baik mana yang buruk, mana yang pantas
dan mana yang tidak pantas untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya para gadis yang suka berpakaian mini dan ketat, serta hilangnya sopan
santun dari mereka. Hal ini juga termasuk salah satu kenakalan remaja yang
patut dicegah.
Buruknya
karakter pada generasi muda sekarang menjadi alasan banyaknya kenakalan remaja
yang terjadi. Jika hal ini terus dibiarkan maka generasi muda yang merupakan
harapan bangsa akan hancur. Akan sulit menemukan anak muda yang memiliki
pengetahuan dan karakter yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan untuk
dapat mengubah, memperbaiki dan membentuk karakter generasi muda menjadi lebih
baik.
Pandangan Pemerintah Mengenai
Pendidikan Karakter
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengawali jabatannya sebagai kepala pemerintahan
Kabinet Indonesia Bersatu jilid II mengangkat isu tentang pendidikan karakter
bangsa sebagai pilar pembangunan. Selanjutnya Presiden menyatakan bahwa kita
harus menjaga jati diri kita, keindonesiaan kita. Hal yang membedakan bangsa
kita dengan bangsa lain di dunia adalah budaya kita, way of life kita
dan keindonesiaan kita. Ada identitas dan kepribadian yang membuat bangsa
Indonesia khas, unggul, dan tidak mudah goyah. Keindonesiaan kita tercermin
dalam sikap pluralisme atau kebhinekaan, kekeluargaan, kesatuan, toleransi,
sikap moderat, keterbukaan, dan kemanusiaan. Hal-hal inilah yang
harus kita jaga, kita pupuk, kita suburkan di hati sanubari kita dan di
hati anak-anak kita.
Pandangan
dan pernyataan dari Presiden tersebut, cukuplah sudah untuk memberikan gambaran
bahwa pendidikan karakter bangsa itu merupakan hal sangat fundamental dari
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu sudah
selayaknya kalau pendidikan atau pembangunan karakter bangsa ini secara
konstitusional mendapatkan landasan yang kuat. Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila
telah memberikan landasan yang begitu mendasar, kokoh dan komprehensif.
Selanjutnya secara operasiponal di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional tahun 2005-2025 (lih. UU RI No. 17 Tahun 2007),
ditegaskan bahwa misi pertama pembangunan nasional adalah
terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku
manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada
tuhan YME, berbudi luhur, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis dan berorientasi ipteks.
Argumentasi
tentang pentingnya pendidikan karakter dan perangkat lunak sebagai landasan dan
rambu-rambu dalam pelaksanaan pendidikan karakter sudah tersedia. Tinggal bagaimana
harus melaksanakan. Kegiatan melalui bidang pendidikan nampaknya merupakan
wahana yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan karakter bangsa.
Secara khusus di dalam bidang pendidikan juga telah diberikan rambu-rambu
dan arah yang jelas bagaimana membangun karakter dan kepribadian anak bangsa
ini. Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Inilah rumusan tujuan pendidikan yang
sesungguhnya, tujuan pendidikan yang utuh dan sejati. Aspek-aspek yang
terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan ini, baik yang terkait dengan tujuan
eksistensial, kolektif maupun individual harus dicapai secara utuh melalui
proses pendidikan dalam berbagai jalur dan jenjang. Kalau hal ini dapat
dilakukan, maka proses pencapaian tujuan pendidikan nasional sedang berlangsung
dan berada pada jalur yang benar.
Namun
sayang dalam pelaksanaan pendidikan di lapangan, rumusan tujuan pendidikan nasional
yang begitu komprehensip itu tidak sepenuhnya dipedomani. Secara formal
sebenarnya telah muncul kesadaran bahwa misi utama pendidikan tidak
sekedar membuat peserta didik pintar otaknya, tetapi juga berkarakter baik.
Tetapi dalam kenyataannya penyelenggaraan pendidikan kita lebih pragmatis dan
masih tetap menekankan pada penguasaan materi ajar. Di lembaga pendidikan
formal, penyelenggaraan pendidikan lebih banyak sebagai proses pengembangan
ranah kognisi, dan membangun kecerdasan intelektual, sehingga pendidikan
kita lebih bersifat intelektualistik, yang bisa bias tujuan. Sementara dari
segi kualitas, pendidikan kita masih juga sering dipertanyakan, dengan tidak
menutup mata sebagian di antara anak bangsa ini yang dapat mengharumkan nama
bangsa Indonesia. Tetapi secara umum masih banyak pekerjaan rumah yang harus
diperbaiki.
Hakikat Pendidikan Karakter
Pendidikan
adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat
sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan
sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai
sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak
harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi
kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu:
(1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia
termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis;
(2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk
menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
(3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan
teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
Pengertian
karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,
bertabiat, dan berwatak”. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan)
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh
warga sekolah/lingkungan.
Di
samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah
yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak
peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru
berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya.
Pentingnya Pendidikan Karakter pada
Anak Usia SD
Karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini, khususnya
usia SD merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang, penanaman
moral melalui pendidikan karakter sedini mengkin kepada anak-anak adalah kunci
utama membangun bangsa.
Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang , bepikir, bersikap dan bertindak.
Kebajikan tersebut berupa sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur,
berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin, mandiri,
kerja keras, kreatif.
Pendidikan karakter di
nilai sangat penting untuk ditanamkan pada anak-anak usia SD karena pendidikan
karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai,
sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai
positif dan yang seharusnya dimiliki seseorang menurut ajaran budi pekerti yang
luhur adalah amal saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, bekerja keras,
beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko, berdisiplin, berhati
lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkemauan keras,
berkepribadian, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersifat
konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdas,
cermat, demokratis, dinamis, efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, jujur,
kesatria, komitmen, kooperatif, kosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati,
lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang
lain, menghargai kesehatan, menghargai pendapat orang lain, menghargai waktu,
patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian, berpengendalian diri, produktif, rajin,
ramah, rasa indah, rasa kasih sayang,rasa keterikatan, rasa malu, rasa
memiliki, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat
kebersamaan, setia, siap mental, sikap adil, sikap hormat, sikap nalar, sikap
tertib, sopan santun, sportif, susila, taat asas, takut bersalah, tangguh,
tawakal, tegar, tegas, tekun, tepat janji, terbuka, ulet, dan sejenisnya.
Pada usia kanak-kanak
atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age)
terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 persen variabilitas kecerdasan
orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan 30
persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20 persen sisanya pada
pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan
karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi
pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga, di dunia pendidikan karakter ini
sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar.
Anak SD masih dalam
tahap perkembangan operasional konkret. Tahap dimana mulai berkembangnya
kecerdasan mereka untuk berpikir logis dan sistematis. Sehingga pendidikan
karakter pada anak SD menjadi kunci dalam perubahan generasi muda yang lebih
baik. Nilai-nilai budi pekerti dan karakter harus diajarkan oleh para guru
disekolah dasar secara baik dan benar, agar nantinya anak-anak SD bisa memiliki jiwa dan kepribadian yang unggul. Jika
anak-anak SD memiliki karakter yang baik, maka besar kemungkinan Indonesia akan
memiliki generasi muda yang unggul dan bermartabat nantinya. Jadi pendidikan
karakter di sekolah dasar menjadi faktor utama untuk membangun karakter
generasi muda menjadi lebih baik.
Cara Membangun Karakter Anak
Karakter
akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap
manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri
(intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan
hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan
memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan
anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang
negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif.
Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak, salah satunya dengan
cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya
sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu
untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung
atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan
sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan
penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut
amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat
dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah
membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual
dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual
yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Pendidikan Karakter Melalui Kurikulum 2013
Kurikulum
2013 adalahkurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum
yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter. Siswa
dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta
memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Ada
tiga aspek yang menjadi tujuan kurikulum 2013 yaitu aspek pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Pengetahuan dalam kurikulum 2013 sama seperti
kurikulum-kurikulum sebelumnya, yaitu penekanan pada tingkat pemahaman siswa
dalam pelajaran. Keterampilan merupakan aspek baru dalam kurikulum di
Indonesia. Keterampilan merupakan penekanan pada skill atau kemampuan.
misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan pendapat,
berdiksusi/bermusyawarah, membuat laporan, serta berpresentasi. Aspek
Keterampilan merupakan salah satu aspek penting karena hanya dengan
pengetahuan, siswa tidak dapat menyalurkan pengetahuan tersebut sehingga hanya
menjadi teori semata. Aspek sikap merupakan aspek tersulit untuk dinilai. Sikap
meliputi sopan santun, adab dalam belajar, absensi, sosial, dan agama.
Kurikulum
2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter. Oleh karena itu pendidikan
seperti budi pekerti, sopan santun serta karakter akan diintegrasi-kan ke semua
mata pelajaran. Jadi tidak hanya mata pelajaran tertentu yang mengajarkan
tentang karakter seperti agama atau PKN namun semua program studi harus
diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Anak-anak setiap hari akan diberikan
materi tentang karakter walaupun secara tidak langsung. Kuncinya terletak pada
kemampuan dan kesiapan guru.
Peran Guru dalam Memberikan Pendidikan
Karakter di Sekolah
Dalam pengembangan karakter peserta
didik di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama.
Guru merupakan sosok yang bisa ditiru atau menjadi idola bagi peserta didik.
Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap dan
prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan,
karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru
memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter,
berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi,
identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan
secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
Ada beberapa strategi yang dapat
memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara
optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah, diantaranya
:
Optimalisasi peran guru dalam proses
pembelajaran. Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat
dan didengar oleh peserta didik, tetapi guru seyogyanya berperan sebagai
sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri
hasil belajarnya.
Integrasi materi pendidikan karakter
ke dalam mata pelajaran. Guru dituntut untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan
konsep-konsep pendidikan karakter pada materi-materi pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampunya. Dalam hubungannya dengan ini, setiap guru dituntut
untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan
karakter, yang dapat diintergrasikan dalam proses pembelajaran.
Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan
diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru
(pembina program) melalui program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan
kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang
kontekstual, kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif dan
psikomotorik.
Penciptaan lingkungan sekolah yang
kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik. Lingkungan
terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (peserta
didik), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk itu sekolah
dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai
jenis kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan pendidikan karakter peserta
didik.
Menjalin kerjasama dengan orang tua
peserta didik dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter. Bentuk
kerjasama yang bisa dilakukan adalah menempatkan orang tua peserta didik dan
masyarakat sebagai fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-kegiatan
pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah.
Menjadi figur teladan bagi peserta
didik. Penerimaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan
oleh seorang guru, sedikit tidak akan bergantung kepada penerimaan pribadi
peserta didik tersebut terhadap pribadi seorang guru. Ini suatu hal yang sangat
manusiawi, dimana seseorang akan selalu berusaha untuk meniru, mencontoh apa
yang disenangi dari model/figurnya tersebut. Momen seperti ini sebenarnya
merupakan kesempatan bagi seorang guru, baik secara langsung maupun tidak
langsung menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak hanya dapat
diintegrasikan ke dalam subtansi atau materi pelajaran, tetapi juga pada
prosesnya
Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah
pendidikan yang lebih menekankan pembangunan atau pembentukan aspek karakter
kepada peserta didik. Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini, karena usia
anak-anak merupakan usia emas untuk mengembangkan dan membentuk sebuah karakter
yang baik. Sekolah dasar yang merupakan lembaga pendidikan menjadi kunci dalam
pembentukan karakter anak. Peran guru dan kurikulum juga penting untuk
mendukung terciptanya sebuah pendidikan karakter yang efektif dan baik.
Saran
Pendidikan karakter harus dimulai
sejak dini. Peran keluarga, masyarakat serta tentunya sekolah menjadi penting
dalam pembentukan karakter anak. Jika ingin mencetak generasi muda yang unggul
maka karakter menjadi hal paling dasar yang harus ditanamkan pada generasi muda
tersebut, khususnya anak-anak yang menjadi harapan bangsa.
Daftar Rujukan
Administrator.
2013. Pentingnya Pendidikan Karakter pada
Anak Sejak Usia Dini. (Online), (http://sdnegerimoro.blogspot.com/2013/11/pentingnya-pendidikan-karakter-pada.html), diakses 17
Oktober 2014
Sardiman, AM.
2013. Pendidikan Karakter dan Peran
Pemerintah. (Online), (http://www.infodiknas.com/pendidikan-karakter-dan-peran-pemerintah.html), diakses 17
Oktober 2014
Yoraguspita.
2012. Pentingnya Pendidikan Karakter Usia
Dini. (Online), (http://yoraguspita.wordpress.com/2012/11/20/pentingnya-pendidikan-karakter-anak-usia-dini/), diakses 17
Oktober 2014
Yosita, Aditya.
2014. Pengertian Kurikulum 2013.
(Online), (http://adityosita.blogspot.com.es/2014/08/pengertian-kurikulum-2013.html?m=1), diakses 18
Oktober 2014
DOWNLOAD ARTIKEL
DOWNLOAD ARTIKEL
Thanks infonya. Oiya ngomongin generasi muda, ternyata miliarder kenamaan Michael Bloomberg punya pesan penting loh agar kaum muda bisa meraih sukses. Apa itu? Yuk cek selengkapnya di sini: Pesan Michael Bloomberg kepada generasi muda jika mau sukses
ReplyDelete