Pengertian Karangan Deskripsi
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris yaitu
description yang artinya melukiskan dengan bahasa. Karangan deskripsi adalah
karangan atau tulisan yang bertujuan menggambarkan suatu objek secara
terperinci kepada pembaca. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:258)
menyatakan; “ deskripsi adalah pemaparan atau menggambarkan dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci.”
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran
dengan kata-kata tentang suatu benda, tempat, suasana atau kejadian. Tujuan
deskripsi ini agar seolah-olah pembaca “melihat” hal yang dilihatnya, dapat
“mendengar” apa yang didengarnya, dapat “mencium bau” hal yang diciumnya, dapat
“mencicipi” sesuatu yang dimakannya, dapat “merasakan” hal yang dirasakannya
sehingga pembaca memiliki kesimpulan yang sama dengan penulis.
Dilihat dari defenisi pemaparan atau
penggambaran di atas maka seorang pengarang deskripsi harus menggunakan semua
pancainderanya untuk mengamati objek yang akan digambarkannya itu. Selain itu
karangan deskripsi harus didukung oleh gaya penyampaian yang artistik dan
memikat sehingga pembaca atau pendengar menjadi tergugah dan dapat
mengimajinasikan secara lebih jelas hal yang sedang dibaca atau didengarnya,
seperti yang dikatakan Semi (1990:42), bahwa;
“Deskripsi adalah tulisan
yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga yang
tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi
pengaruh pada imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan ikut mendengar,
melihat, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut.”
Selain pendapat tersebut Gorys Keraf (1995:
26), menyatakan bahwa; “deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha
menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu
seolah-olah berada di depan pembaca, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek
itu.”
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan atau tulisan yang
bertujuan menggambarkan atau menyajikan suatu objek sedemikian rupa secara
detail kepada pembaca atau pendengar sehingga pendengar atau pembaca
seolah-oleh melihat, merasakan, mendengar, mencicipi, mencium langsung objek
yang digambarkan oleh penulis melalui tulisannya itu, dengan demikian antara
pembaca atau pendengar dengan penulis memiliki kesimpulan yang sama tentang
objek tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan
deskripsi itu adalah kecakapan seseorang untuk mengungkapakan ide, pengetahuan
dan perasaan secara rasional dengan menggunakan bahasa tulis dalam
menggambarkan atau menyajikan suatu objek sedemikian rupa secara detail kepada
pembaca atau pendengar sehingga pendengar atau pembaca seolah-oleh melihat,
merasakan, mendengar, mencicipi, mencium langsung objek yang digambarkan oleh
penulis melalui tulisannya itu.
Jenis Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi ini terbagi atas dua jenis yaitu
deskripsi ekspositoris dan deskripsi artistik/impresionistik.
1. Deskripsi Ekspositoris
Deskripsi ini bertujuan menjelaskan sesuatu
dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur
impresi/kesan atau sugesti kepada pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
formal dan lugas. Karangan jenis ini berisi daftar detail sesuatu secara
lengkap sehingga pembaca dengan penalarannya dapat memperoleh kesan keseluruhan
tentang sesuatu.
2. Deskripsi Artistik/ Impresionistik
Deskripsi ini bertujuan untuk mendapatkan
tanggapan emosional pembaca pun kesan pembaca. Ciri khas deskripsi ini
diantaranya ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulisnya. Dalam
hal ini kesan-kesan itu dapat diurutkan secara kronologis, lokasi, klimaks, dan
antiklimaks. Selain itu pemilihan kata secara tepat sangat penting.
Perincian yang jelas dengan menekan unsur
sugesti dan menggunakan impresi atau kesan penulis terhadap objek yang
digambarkan sehingga pembaca seolah-olah berkenalan langsung dengan objek yang
disampaikan ini serta bahasa yang digunakan itu sangat memikat dan pilihan kata
yang menggugah perasaan,
Berikut ini disajikan sebuah contoh deskripsi artistik/
Impresionisktik tentang suasana alam :
BEKISAR
MERAH
Ahmad Tohari
Dari balik tirai hujan sore hari pohon-pohon kelapa
diseberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya
hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh
di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan
angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona. Ketika
angin tiba-tiba bertiup lebih kencang pelepah-pelepah serempak terjulur sejajar
satu arah, seperti tangan-tangan penari yang mengikuti irama hujan, seperti
gadis-gadis tanggung berbanjar dan bergurau di bawah curah pancuran.
Pohon-pohon kelapa itu, tumbuh ditanah lereng diantara pepohonan lain yang
rapat dan rimbun kemiringan lereng membuat pemandangan seberang lembah itu.
Kemiringan lereng membuat pemandangan seberang lembah itu seperti lukisan alam
gaya klasik Bali yang terpapar di dinding langit. Selain pohon kelapa yang
memberi kesan lembut, batang sengon yang kurus dan langsing menjadi garis-garis
tegak berwarna putih dan kuat. Ada beberapa pohon aren dengan daun mudanya
mulai mekar, kuning dan segar. Ada pucuk pohon jengkol yang bewarna cokelat
kemerahan, ada bunga bungur yang ungu berdekatan dengan pohon dadap dengan
kembangnya yang bewarna merah. Dan batang-batang jambe rowe, sejenis pinang
dengan buahnya yang bulat dan lebih besar, memberi kesan purba pada lukisan
yang terpajang di sana. Contoh di atas menggambarkan suasana alam pedesaan pada
sore hari setelah hujan turun. Pengarang begitu pandainya menggambarkan objek
deskripsinya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis dihubungkan dengan efek
yang ingin ditonjolkan, yaitu keindahan dan kedamaian alam pedesaan.
Fakta-fakta ini dijelaskan dengan perbandingan-perbandingan subjektif
penulisnya sehingga pembaca juga ikut membayangkan keindahan alam yang
dideskripsikan.
Langkah - langkah Menulis Karangan Deskripsi
Ada pun langkah-langkah mengarang menurut Setiawan Djuharie
(2001: 57), meliputi di bawah ini.
1. Menentukan atau memilih tema atau topik karangan
Langkah paling awal dalam membuat suatu
karangan adalah menentukan tema atau topik karangan. Tema diartikan pokok
pikiran, sedangkan topik adalah pokok pembicaraan. Apabila dilihat dari sudut
sebuah karangan yang telah selesai tema adalah suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam kenyataannya untuk menulis
suautu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan.
Dengan demikian, pada waktu menyusun sebuah tema untuk untuk sebuah karangan
ada dua unsur yang paling dasar yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan
yang hendak dicapai melalui topik tersebut.
Bagi pengarang pemula, penentuan topik tulisan
merupakan sesuatu yang agak sulit dilakukan. Dalam menetapkan topik penulis
harus menguasai betul kira-kira permasalahan apa yang akan ditulis. Jadi, agar
topik benar-benar terwujud pilihlah topik yang benar-benar menarik perhatian.
Hal ini sesuai dengan pendapat Gorys Keraf (1994: 111)
bahwa;
“Sebuah topik pertama-tama haruslah menarik perhatian
penulis sendir. Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan
pengarang berusaha terus menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan
tulisan itu dengan sebaik-baiknya.”
2. Menetapkan tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan tentu memiliki
tujuan. Demikian halnya dengan mengarang/menulis. Menetapkan tujuan tulisan
adalah penting sebelum menulis. Karena tujuan sangat berpengaruh dalam
menetapkan bentuk, panjang, sifat dan cara penyajian tulisan. Tujuan tulisan
harus jelas suatu tulisan yang tidak dilandasi dengan tujuan yang jelas dan
mungkin hanya mewujudkan tulisan yang buruk atau tidak dapat dipahami oleh
pembaca. Jadi penetapan tujuan itu sangat membantu penulis dalam mengembangkan
tulisannya dan dapat memberikan arah kepada penulis. Dengan menetapkan tujuan
yang jelas akan membantu penulis memperoleh gambaran tentang persoalan yang
akan ditulisnya dan membangkitkan semangat penulis untuk merangkaikan kata-kata
yang lebih jelas dan terarah.
3. Mengumpulkan informasi/bahan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
perlu mencari bahan berupa keterangan-keterangan yang berhubungan dengan topik
tersebut. Kegiatan mengumpulkan bahan dapat dilakukan dengan cara observasi
atau mengadakan pengamatan terhadap satu proses atau keinginan sesuatu yang
diperlukan dan akan dijadikan sumber penulisan.
4. Membuat kerangka tulisan
Kerangka tulisan adalah garis besar cerita
yang akan dituangkan pada sebuah tulisan. Sebelum menulis, seorang penulis
perlu menetapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan merupakan pedoman atau
acuan penulis tentang hal-hal apa saja yang akan ditulis, sehingga dengan
menggunakan kerangka tulisan alur cerita yang akan ditulis semakin jelas dan
terarah. Jarang seseorang dalam menuangkan isi pikirannya sekaligus secara
teratur terperinci dan sempurna tanpa sebuah kerangka tulisan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gorys Keraf (1994:132) bahwa; “ Kerangka karangan adalah
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
digarap.”
5. Mengembangkan kerangka karangan
Setelah kerangka karangan disusun, maka tahap
selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang utuh.
Pengembangan kerangka karangan dilakukan satu persatu. Dalam penulisan atau
pengembangan kerangka karangan ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dan
unsur-unsur tersebut merupakan penilaian baik tidaknya hasil karangan yang dibuat.
Unsur-unsur tersebut adalah isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi
(urutan peristiwa), tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata serta penggunaan
ejaan yang tepat.
Di dalam penuangan isi gagasan yang
dikemukakan pada sebuah tulisan, penulisan sangat dituntut untuk memiliki
wawasan luas tentang apa yang ditulisnya sehingga isi tulisan benar-benar
hidup. Namun demikian dalam penceritaannya, penulis harus mampu mengorganisasi
isi sedemikian rupa sehingga isi cerita tidak tumpang tindih atau tidak
dibicarakan berulang-ulang. Agar isi karangan mudah dipahami pembaca,
gunakanlah tata bahasa yang baik, struktur kata dan kosakata yang mudah
dipahami pembaca. Hal yang lebih penting lagi adalah penggunaan kalimat yang
efektif. Kalimat efektif berarti kalimat tersebut sederhana namun memiliki
makna yang luas. Lebih baik menggunakan kalimat yang pendek dan mudah dipahami
daripada kalimat yang panjang tetapi membingungkan pembaca. Agar isi tulisan
mudah dipahami pembaca, penggunaan ejaan juga harus perlu diperhatikan. Gunakan
tanda baca pada tempatnya, sebab penggunaan ejaan secara serampangan akan
berdampak negatif terhadap isi karangan. Bahkan penggunaan ejaan secara tidak
tepat akan menyulitkan pembaca untuk memahami isi tulisan. Untuk menyusun
kerangka karangan, diperlukan bahan-bahan yang dapat digali dari pengalaman,
imajinasi buku-buku, majalah, Koran, wawancara, dan lain-lain. Setelah bahan
terkumpul, pokok pikiran tersebut kita susun dengan baik dan tidak boleh
sembarangan. Mana cerita yang harus diletakkan pada bagian awal dan mana pula
yang harus diletakkan pada bagian akhir.
Tujuan Menulis Karangan Deskripsi
Menurut Marahimin (1994:19), tujuan menulis karangan
deskripsi adalah sebagai berikut:
1. memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang
lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya pertunjukkan mengenai cara menjalankan
mesin, petunjuk tentang cara menggunakan atau meminum suatu obat atau arahan
tentang cara merangkai bunga
2. menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelassan
tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain, misalnya penjelasan
tentang manfaat lari pagi, pentingnya memelihara kelestarian lingkungan
hidup.
3. menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang
suatu cara yang berlangsung disuatu tempat pada suatu waktu
4. meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga
menjadi lebih singkat, misalnya dari seratus halaman menjadi lima halaman.
Namun ide pokoknya tidak hilang. meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha
meyakinkan orang lain.
Pengertian paragraf narasi
Narasi ialah karangan atau cerita yang menyajikan suatu peristiwa atau kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu. Peristiwa itu boleh benar benar terjadi tapi boleh juga hanya khayalan saja. Roman, novel, cerpen drama, biografi dan kisah perjalanan termasukbjenis tulisan narasi.
Paragraf narasi sendiri dibagi menjadi dua macam yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
1. Narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah suatu bentuk narasi yang yang tujuanya menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa atau proses. Narasi ini bersifat memperluas pengetahuan pembaca. Tahapan tahapan dalam suatu proses disampaikan dengan bahasa yang informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.
Contoh paragraf narasi ekspositoris :
Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpatinmasih kecil, usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat tinggalnya.
2. Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah suatu bentuk narasi yang tujuanya merangsang saya khayal pembaca. Tujuan utamanya adalah memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman . Bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa kiasan dengan menggunakan kata kata konotatif.
Contoh paragraf narasi sugestif :
Saya menuju ke lapangan terbang, dengan menunjukkan kartu kuning, segera saya diijinkan turut menumpang Dakota. Turun dari kemayoran segera saya naik taksi pula ke Priok. Kapal yang akan berangkat ke Singapura ialah majesty. Secepat rusa saya berlari menuju kapal tersebut. Berdiri sambil bersandarkan terali tampak seorang laki laki setengah tua, berpakaian teluk belanga berpeci seremban dan berkain sarung Trengganau.
Narasi ialah karangan atau cerita yang menyajikan suatu peristiwa atau kejadian serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasarkan urutan waktu. Peristiwa itu boleh benar benar terjadi tapi boleh juga hanya khayalan saja. Roman, novel, cerpen drama, biografi dan kisah perjalanan termasukbjenis tulisan narasi.
Paragraf narasi sendiri dibagi menjadi dua macam yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
1. Narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah suatu bentuk narasi yang yang tujuanya menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa atau proses. Narasi ini bersifat memperluas pengetahuan pembaca. Tahapan tahapan dalam suatu proses disampaikan dengan bahasa yang informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.
Contoh paragraf narasi ekspositoris :
Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpatinmasih kecil, usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat tinggalnya.
2. Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah suatu bentuk narasi yang tujuanya merangsang saya khayal pembaca. Tujuan utamanya adalah memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman . Bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa kiasan dengan menggunakan kata kata konotatif.
Contoh paragraf narasi sugestif :
Saya menuju ke lapangan terbang, dengan menunjukkan kartu kuning, segera saya diijinkan turut menumpang Dakota. Turun dari kemayoran segera saya naik taksi pula ke Priok. Kapal yang akan berangkat ke Singapura ialah majesty. Secepat rusa saya berlari menuju kapal tersebut. Berdiri sambil bersandarkan terali tampak seorang laki laki setengah tua, berpakaian teluk belanga berpeci seremban dan berkain sarung Trengganau.
Karangan Narasi
Merupakan
karangan yang biasanya dihubung - hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu
sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel.
Cerpen, atau hikayat 1. Narasi
juga merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa,
baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan 2.
Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur.
Jenis-jenis
narasi
Narasi informatif
Narasi
informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang.
Narasi ekspositorik
Narasi
ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya,
satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai
terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka
ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan
ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
Narasi artistik
Narasi
sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan
bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif
atau bersifat objektif.
Narasi Sugestif
Narasi
sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut
Keraf (2000:136)
*
Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
* Dirangkai dalam urutan waktu.
* Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
* Ada konfiks.
* Dirangkai dalam urutan waktu.
* Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”
* Ada konfiks.
Narasi
dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada
konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi
lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar
Semi (2003:
31) sebagai
berikut:
*
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
* Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
* Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
* Memiliki nilai estetika.
* Menekankan susunan secara kronologis.
* Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
* Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
* Memiliki nilai estetika.
* Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri
yang dikemukakan oleh Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi
memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari
waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri
yang menonjolkan pelaku.
Tujuan menulis karangan
narasi secara fundamental yaitu:
*
Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
* Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
* Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
Langkah-langkah menulis
karangan narasi
*
Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
* Tetapkan sasaran pembaca.
* Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.
* Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
* Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
* Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
* Tetapkan sasaran pembaca.
* Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.
* Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
* Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
* Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
No comments:
Post a Comment